Dengan modifikasi ini, maka masyarakat umum dapat mengenakan motif-motif mirip Batik Keraton dengan leluasa.
Jenis batik yang dihasilkan dengan cara memodifikasi dan mengembangkan berbagai motif batik larangan yang dikerjakan oleh para seniman dari kalangan pengusaha atau saudagar ini, kemudian dikenal dengan istilah Batik Saudagaran.
Motif batik ini mempunyai karakteristik berani dalam hal pemilihan bentuk, penggunaan benda-benda alam dan binatang, serta pemakaian kombinasi warna yang pabrik kain batik didominasi oleh warna soga atau biru tua.
Batik Sudagaran ini menyuguhkan kualitas hasil yang sangat unik dan indah.
Meskipun Batik Saudagaran merupakan jenis batik hasil modifikasi dan pengembangan dari Batik Keraton, namun tetap tidak keluar dari pakem baku Batik Keraton.
Pengembangan Batik Saudagaran Ini juga dibarengi dengan penggunaan cap dan teknik-teknik baru agar lebih kompetitif dan dapat memenuhi setera pasar.
Batik Klasik
Batik Klasik adalah jenis batik yang dihasilkan melalui proses menghias kain atau bahan lain dengan malam atau lilin sebagai perintang warna untuk membentuk motif atau ragam hias menggunakan canting. Jadi, Batik Klasik adalah Batik Tulis juga.
Namun, Batik Klasik merupakan Batik Tulis yang bernilai seni tinggi, karena mengangkat nilai-nilai masa lampau yang indah dan tak lekang oleh zaman.
Batik Klasik bernilai seni tinggi dan tidak lekang tergerus oleh perkembangan zaman, karena di dalamnya sarat dengan makna filosofi yang tinggi sebagai ajaran hidup, khususnya bagi masyarakat Jawa.
Dengan demikian, Batik Klasik mempunyai dua macam keindahan, yaitu keindahan visual dan keindahan filosofi.
Secara visual, Batik Klasik menampilkan keindahan karena perpaduan antara bentuk ragam hias atau motif dengan pilihan warna.
Sedangkan secara filosofis, Batik Klasik menampilkan keindahan berupa simbol atau lambang yang mengandung harapan atau makna yang dalam.
Beberapa motif Batik Klasik, antara lain Sido Mukti, Parang Rusak, Truntum, Kawung, Ceplok, Nitik, Sogan, Tambal, dan sebagainya.
Batik Klasik merupakan batik tradisional yang banyak didominasi oleh warna-warna gelap seperti cokelat dan hitam.
Kain yang digunakan pada Batik Klasik pada umumnya berupa kain katun putih kualitas halus atau kain sutera putih.
Batik Klasik dengan bahan kars sutra akan menghasilkan warna yang lebih tajam dan indah. Bahan-bahan pewarna yang digunakan pada pembuatan Batik Klasik umumnya menggunakan bahan-bahan alami sehingga warnanya tidak mudah pudar.
Berbagai motif Batik Klasik cenderung tidak terlalu rapi karena pabrik kain batik dikerjakan dengan tangan. Seperti halnya Batik Tulis lainnya, Batik Klasik mempunyai dua pemukaan kain yang jelas gambaran motif dan warnanya.
Ciri khas yang lain, berbagai model baju Batik Klasik mempunyai motif yang sederhana, namun tetap memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi, baik secara visual maupun filosofis.
Batik Pesisir
Pada masa penjajahan Belanda, batik dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Batik Vorstenlanden dan Batik Pesisir.
Berbagai motif batik yang berasal dari Solo dan yogyakarta dikelompokkan ke dalam jenis Batik Vorstenlanden. Sedangkan, semua motif batik yang berasal dari luar daerah Solo dan Yogyakarta dikelompokkan ke dalam jenis Batik Pesisir.
Disebut Batik Pesisir karena batik-batik tersebut dikerjakan di daerah sekitar pesisir utara Pulau Jawa.
Ada banyak sekali daerah di Indonesia yang sangat terkenal dengan Batik Pesisirnya, seperti Pekalongan, Cirebon. Indramayu, Lasem, Tuban, Madura, dan sebagainya.
Meskipun dikelompokkan ke dalam Batik Pesisir, namun batik-batik daerah tersebut tetap memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dari sisi motif maupun warnanya. Baik motif maupun pewarnaannya, Batik Pesisir berbeda dari Batik Vorstenlanden.