WiseIntro Portfolio
Muana Nana | WiseIntro Portfolio

[[data.name.value]]

[[metadata.defaultData.name]]

[[data.title.value]],

[[metadata.defaultData.title]],

[[data.company.value]]

[[metadata.defaultData.company]]

Muana Nana

Waktu penulis ini sedang memandang potret Pak Tjokro di Kantor LT PSII tersebut, penulis nir tahu bahwa seseorang pemuda telah Judi Slot Online berdiri di samping penulis. Pemuda itu menanyakan mengenai pandangan mata pak Tjokro. Pandangan mata yg menantang. Penulis menjawab, bahwa penulis kenal pelukis Haji Zainal, kawan akrab telah 40 tahun. Ia seseorang PSII kawakan dan penulis dapat mengklaim kejujurannya. Iapun penulis rasa pernah mendengar warta Pak Haji Salim tentang potret itu: “sebuah revolusi.” Seperti dikatakan sang Dr. Hazeau tadi bahwa kebangkitan warga tampak juga dalam “gejala yang lahir seperti pakaian, cara-cara bercakap, norma norma sehari-hari”, maksud Situs Judi Slot Online perhatikan juga bagaimana Pak Tjokro duduk pada potret itu; kaki kanan diangkat & diletakkan pada atas lutut kaki kiri. Seorang Jawa tradisional tidak duduk semacam itu! Kalau celana itu lambang golongan atas & sarung sandang rakyat jelata, maka Pak Tjokro nir memilih memakai celana & menganjurkan rakyatnya buat memakainya juga, akan tetapi Pak Tjokro turun ke bawah dan mempersatukan diri menggunakan warga . Untuk menuntut persamaan ia pandang nir perlu Judi Slot Online meniru yg terdapat di atas, persamaan hak tidak terletak dalam persamaan berpakaian. Pak Tjokro menggunakan sarung akibatnya bukan ia yg turun kedudukannya, tapi sarung yg naik pangkat. Sarung sebagai pakaian orang yg terhormat, & hilanglah perbedaan pada masyarakat, yang ditentukan dengan memakai celana dan sarung.

Read more Read less
[[ metadata.translations.contactme ]]