Sesudah ini maka aksi buat agama Islam diperhebat dan jua diadakan propaganda buat “Hadz organisasi http://kios365.com/ Hindia”. Organisasi ini didirikan menjadi badan penerangan perjalanan buat orang-orang yang hendak naik haji. Nahdlatul Ulama pula berkongres di Surabaya buat menentang jua haluan PSI dan MAIHS. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (liga mahasiswa) atau PPPI didirikan. Pada bulan yang sama, lahirlah sebuah “Comite Persatuan Indonesia”, pada komite ini turut duduk semua studie club, SI, Muhammadiyah, Jong Islamieten Bond, Pasundan, Persatuan Minahasa, Sarekat Ambon & Sarekat Madura. 1-lima Desember 1926 Kongres beserta SI dan MAIHS (Kongres al-Islam ke-7) di Bogor, dikemukakan https://xoops.ec-cube.net/userinfo.php?uid=266695 sang MAIHS kemarahannya terhadap sangat banyaknya campurtangan pemerintah pada urusan agama Islam. Oleh karenanya pada ambil suatu mosi menentang peraturanperaturan pemerintah yang tentang perkawinan, memerangi percekcokan Islamieten kontra Nasionalisten. Januari 1931 Didirikan “Persatuan Rakyat Madura” (non-cooperatie) yang bertentangan dengan perilaku Sarekat Madura. 30 April 1931 Mr. Sartono mendirikan partai sekuler dan nonkoperasi, yang bernama Partindo (Partai Indonesia). Pada hakikatnya Partindo merupakan PNI menggunakan nama lain. Partindo nir misalnya masa kejayaan PNI, dia lebih menekankan swadaya, koperasi dan swadesi. Sasarannya(35, Hal. 40) adalah kemerdekaan menyeluruh melalui cara non-koperasi, tetapi menggunakan pendekatan yang lebih moderat daripada PNI. Partindo didirikan menggunakan bertujuan Indonesia merdeka. Tujuan ini akan di capai dengan jalan : 1. Perluasan https://www.uplabs.com/mumunmuna hak-hak politik dan penteguhan cita-cita menuju suatu pemerintah warga menurut demokrasi. 2. Perbaikan perhubungan-perhubungan dalam rakyat. 3. Perbaikan keadaan ekonomi warga Indonesia. Sekelompok minoritas PNI yang krusial mendirikan Golongan Merdeka, yg programnya hampir sama dengan induknya (PNI).